Tentang Anggrek
Orang bilang bahwa memelihara anggrek bukanlah suatu hal yang mudah,
ada juga yang menyebutkan bahwa anggrek termasuk tanaman yang sulit
dipelihara. Hmm..betulkah? Sebenarnya semua kembali pada masing-masing
individu dan tahap untuk memulainya. Untuk tahap belajar atau uji coba
misalnya, mulailah dengan menanam anggrek spesies yang memiliki adaptasi
yang cukup luas di berbagai wilayah di Indonesia. Cukup banyak jenis
anggrek yang murah dan mudah dipelihara misalnya, Dendrobium crumenatum
(anggrek merpati), Phalaenopsis amabilis (anggrek bulan putih),
Cymbidium finlaysonianum, Phalaenopsis bellina, Aerides odorata,
Rhynconstylis retusa dan masih banyak lainnya. Bahkan untuk menanamnya,
anggrek-anggrek tersebut tidak begitu membutuhkan pemeliharaan khusus
dan media tanamnya pun sederhana, cukup dengan arang dan pakis. Tanaman
cukup disiram bila media kering, bahkan rata-rata cukup toleran dengan
kekeringan. Jadi tak perlu takut untuk memulai bertanam bunga aggrek
yang sering dijuluki dengan bunga puspa ini. Syukur-syukur kalau hobi
bertanam aggrek bisa dijadikan peluang bisnis yang sangat menguntungkan
dan akan menambah pundi-pundi kita semakin tebal.
Tahukah Anda secara alami anggrek (Famili Orchidaceae) hidup epifit pada
pohon dan ranting-ranting tanaman lain? tapi ada juga yang tumbuh di
atas tanah . Pertumbuhan tanaman anggrek dipengaruhi oleh beberapa
faktor, diantaranya faktor lingkungan,seperti sinar matahari,
kelembaban dan temperature/suhu. Kedua, pemeliharaan seperti :
pemupukan, penyiraman serta pengendalian hama dan penyakit tanaman.
Umumnya anggrek yang dibudidayakan membutuhkan temperatur 28 + 2° C
dengan temperatur minimum 15° C. Anggrek tanah pada umumnya lebih tahan
panas dari pada anggrek pot. Tetapi temperatur yang tinggi dapat
menyebabkan dehidrasi yang dapat menghambat pertumbuhan
tanaman.Kelembaban nisbi (RH) yang diperlukan untuk anggrek berkisar
antara 60–85%. Fungsi kelembaban yang tinggi bagi tanaman adalah untuk
menghindari penguapan yang terlalu tinggi. Pada malam hari kelembaban
dijaga agar tidak terlalu tinggi, karena dapat mengakibatkan busuk akar
pada tunas-tunas muda. Untuk itu diusahakan agar media dalam pot jangan
terlalu basah. Sedangkan kelembaban yang sangat rendah pada siang hari
dapat diatasi dengan cara pemberian semprotan kabut (mist) di sekitar
tempat pertanaman dengan bantuan sprayer.
Tipe-tipe Anggrek
Berdasarkan pola pertumbuhannya, tanaman anggrek dibedakan menjadi
dua tipe yaitu, simpodial dan monopodial. Anggrek tipe simpodial adalah
anggrek yang tidak memiliki batang utama, bunga ke luar dari ujung
batang dan berbunga kembali dari anak tanaman yang tumbuh. Kecuali pada
anggrek jenis Dendrobium sp. yang dapat mengeluarkan tangkai bunga baru
di sisi-sisi batangnya. Contoh dari anggrek tipe simpodial antara lain :
Dendrobium sp., Cattleya sp., Oncidium sp. dan Cymbidium sp. Anggrek
tipe simpodial pada umumnya bersifat epifit. Anggrek tipe monopodial
adalah anggrek yang dicirikan oleh titik tumbuh yang terdapat di ujung
batang, pertumbuhannnya lurus ke atas pada satu batang. Bunga ke luar
dari sisi batang di antara dua ketiak daun. Contoh anggrek tipe
monopodial antara lain : Vanda sp., Arachnis sp., Renanthera sp.,
Phalaenopsis sp., dan Aranthera sp.
Habitat Anggrek
Habitat tanaman anggrek dibedakan menjadi 4 kelompok :
1. Anggrek epifit, yaitu anggrek yang tumbuh menumpang pada pohon
lain tanpa merugikan tanaman inangnya dan membutuhkan naungan dari
cahaya matahari, misalnya Cattleya sp. memerlukan cahaya +40%,
Dendrobium sp. 50–60%, Phalaenopsis sp. + 30 %, dan Oncidium sp. 60 – 75
%.
2. Anggrek terestrial, yaitu anggrek yang tumbuh di tanah dan
membutuhkan cahaya matahari langsung, misalnya Aranthera sp., Renanthera
sp., Vanda sp. dan Arachnis sp.
Tanaman anggrek terestrial membutuhkan cahaya matahari 70 – 100 %,
dengan suhu siang berkisar antara 19 – 380C, dan malam hari 18–210C.
Sedangkan untuk anggrek jenis Vanda sp. yang berdaun lebar memerlukan
sedikit naungan.
3. Anggrek litofit, yaitu anggrek yang tumbuh pada batu-batuan, dan
tahan terhadap cahaya matahari penuh, misalnya Dendrobium phalaenopsis.
4. Anggrek saprofit, yaitu anggrek yang tumbuh pada media yang
mengandung humus atau daun-daun kering, serta membutuhkan sedikit cahaya
matahari, misalnya Goodyera sp.
Persilangan Tanaman
Persilangan ditujukan untuk mendapatkan varietas baru dengan warna
dan bentuk yang menarik, mahkota bunga kompak dan bertekstur tebal
sehingga dapat tahan lama sebagai bunga potong, jumlah kuntum banyak dan
tidak ada kuntum bunga yang gugur dini akibat kelainan genetis serta
produksi bunga tinggi. Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil yang
diharapkan, sebaiknya dan seharusnya pedoman persilangan perlu dikuasai,
antara lain :
• Persilangan sebaiknya dilakukan pada pagi hari setelah penyiraman.
Kuntum bunga dipilih yang masih segar atau setelah membuka penuh.
• Sebagai induk betina dipilih yang mempunyai bunga yang kuat, tidak cepat layu atau gugur.
• Mengetahui sifat-sifat kedua induk tanaman yang akan disilangkan,
agar memberikan hasil yang diharapkan, misalnya sifat dominasi yang akan
terlihat atau muncul pada turunannya seperti : warna, bentuk, dan
lain-lain.
• Bunga tidak terserang OPT terutama pada polen dan stigma.
• Setiap mendapatkan varietas baru yang baik, sebaiknya didaftarkan
pada “Royal Horticultural Society” di London, dengan mengisi formulir
pendaftaran anggrek hibrida dengan beberapa persyaratan lainnya.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penyerbukan (polinasi) :
• Sediakan sehelai kertas putih dan sebatang lidi kecil atau tusuk gigi atau sejenisnya yang bersih.
• Cap polinia yang terdapat pada ujung column dibuka, dimana akan terlihat di dalamnya polinia yang berwarna kuning.
• Ujung lidi/tusuk gigi dibasahi dengan cairan yang ada di dalam lubang putih atau dengan sedikit air.
• Polinia diambil dengan hati-hati. Pegang kertas putih sebagai wadah
di bawah bunga untuk menghindari bila polinia jatuh pada waktu diambil.
• Polinia kemudian dimasukkan ke dalam stigma (kepala putik).
• Beri label yang diikatkan pada tangkai kuntum (pedicel) bunga yang
berisi catatan tentang tanggal penyerbukan dan nama bunga yang diambil
polinianya.
Beberapa hari kemudian bunga yang telah diserbuki akan layu. Apabila
penyerbukan berhasil, dan bila tidak ada hama dan penyakit, maka bakal
buah tersebut akan terus berkembang menjadi buah. Buah anggrek ada yang
masak setelah tiga bulan sampai enam bulan atau lebih. Buah yang masak
akan merekah dengan dicirikan adanya perubahan warna buah dari hijau
menjadi hijau kekuning-kuningan.
Yang diperhatikan dalam memilih biji anggrek yang akan disemaikan dalam botol antara lain:
• Biji yang berwarna keputih-putihan dan kosong adalah biji yang kurang baik.
• Biji yang baik yaitu yang bulat penuh berisi, berwarna kuning atau kecoklat-coklatan
Perbanyakan Tanaman Anggrek
Perbanyakan tanaman anggrek pada umumnya dilakukan melalui dua cara yaitu, konvensional dan dengan metoda kultur in vitro.
Perbanyakan tanaman secara konvensional :
1. Perbanyakan vegetatif malalui pemecahan/pemisahan rumpun seperti
Dendrobium sp., Oncidium sp., Cattleya sp., dan Cymbidium sp.;
pemotongan anak tanaman yang ke luar dari batang seperti Dendrobium sp.;
pemotongan anak tanaman yang ke luar dari akar dan tangkai bunga
seperti Phalaenopsis sp., yang selanjutnya ditanam ke media yang sama
seperti pakis, mos serabut kelapa, arang, serutan kayu, disertai
campuran pecahan genting atau batu bata. Perbanyakan secara vegetatif
ini akan menghasilkan anak tanaman yang mempunyai sifat genetik sama
dengan induknya. Namun perbanyakan konvensional secara vegetatif ini
tidak praktis dan tidak menguntungkan untuk tanaman bunga potong, karena
jumlah anakan yang diperoleh dengan cara-cara ini sangat terbatas.
2. Perbanyakan generatif yaitu dengan biji. Biji anggrek sangat kecil
dan tidak mempunyai endosperm (cadangan makanan), sehingga
perkecambahan di alam sangat sulit tanpa bantuan jamur yang bersimbiosis
dengan biji tersebut.
Untuk menghasilkan bunga dalam jumlah banyak dan seragam diperlukan
tanaman dalam jumlah banyak pula. Oleh karena itu peningkatan produksi
bunga pada tanaman anggrek hanya dapat dicapai dengan usaha perbanyakan
tanaman yang efisien. Pada saat ini metode kultur in vitro merupakan
salah satu cara yang mulai banyak digunakan dalam perbanyakan klon atau
vegetatif tanaman anggrek. Kultur in vitro pertama kali dicoba oleh
Haberlandt pada tahun 1902, karena adanya sifat tanaman yang disebut
totipotensi yang dicetuskan oleh kedua orang sarjana Jerman Schwann dan
Schleiden pada tahun 1830.
Metode kultur in vitro / metode kultur jaringan adalah menumbuhkan
jaringan-jaringan vegetatif (seperti : akar, daun, batang, mata tunas)
dan jaringan-jaringan generatif (seperti : ovule, embrio dan biji) pada
media buatan berupa cairan atau padat secara aseptik (bebas
mikroorganisme).
Secara generatif, benih tanaman diperoleh melalui biji hasil
persilangan yang secara genetis biji-biji tersebut bersifat heterozigot.
Sehingga benih-benih yang dihasilkan mempunyai sifat tidak mantap dan
beragam. Dengan cara ini untuk mendapatkan tanaman yang sama dengan
induknya sangatlah sulit, karena persilangan anggrek telah berkembang
demikian luasnya. Namun dengan cara ini akan diperoleh varietas baru.
Secara vegetatif yaitu dengan menumbuhkan jaringan-jaringan vegetatif
atau kultur jaringan seperti akar, daun, batang atau mata tunas pada
media buatan berupa cairan atau padat secara aseptik. Dengan metode ini
dapat diharapkan perbanyakan tanaman dapat dilakukan secara cepat dan
berjumlah banyak, serta sama dengan induknya.
Penanaman Dan Pemeliharaan
1. Persiapan Lahan
Tanaman anggrek dapat ditanam di sekitar rumah atau pekarangan atau
di kebun yaitu di bawah pohon atau dengan naungan yang diberi paranet
atau sejenisnya dengan pengaturan intensitas cahaya tertentu atau di
lahan terbuka. Oleh karena tanaman anggrek mempunyai potensi ekonomis
yang tinggi, maka untuk jenis-jenis tertentu dapat ditanam di dalam
rumah kaca (green house). Selain untuk melindungi tanaman dari gangguan
alam, juga akan mengurangi intensitas serangan OPT.
2. Persiapan Media Tumbuh
Media tumbuh yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu
tidak lekas melapuk, tidak menjadi sumber penyakit, mempunyai aerasi
baik, mampu mengikat air dan zat-zat hara secara baik, mudah didapat
dalam jumlah yang diinginkan dan relatif murah harganya. Sampai saat ini
belum ada media yang memenuhi semua persyaratan untuk pertumbuhan
tanaman anggrek.
Untuk pertumbuhan tanaman anggrek, kemasaman media (pH) yang baik
berkisar antara 5–6. Media tumbuh sangat penting untuk pertumbuhan dan
produksi bunga optimal, sehingga perlu adanya suatu usaha mencari media
tumbuh yang sesuai. Media tumbuh yang sering digunakan di Indonesia
antara lain : moss, pakis, serutan kayu, potongan kayu, serabut kelapa,
arang dan kulit pinus.
Pecahan batu bata banyak dipakai sebagai media dasar pot anggrek,
karena dapat menyerap air lebih banyak bila dibandingkan dengan pecahan
genting. Media pecahan batu bata digunakan sebagai dasar pot, karena
mempunyai kemampuan drainase dan aerasi yang baik.
Media Moss yang mengandung 2–3% unsur N sudah lama digunakan untuk
medium tumbuh anggrek. Media moss mempunyai daya mengikat air yang baik,
serta mempunyai aerasi dan drainase yang baik pula.
Pakis sesuai untuk media anggrek karena memiliki daya mengikat air,
aerasi dan drainase yang baik, melapuk secara perlahan-lahan, serta
mengandung unsur-unsur hara yang dibutuhkan anggrek untuk
pertumbuhannya.
Serabut kelapa mudah melapuk dan mudah busuk, sehingga dapat menjadi
sumber penyakit, tetapi daya menyimpan airnya sangat baik dan
mengandung unsur-unsur hara yang diperlukan serta mudah didapat dan
murah harganya. Dalam menggunakan serabut kelapa sebagai media tumbuh,
sebaiknya dipilih serabut kelapa yang sudah tua.
Media tumbuh sabut kelapa, pakis, dan moss merupakan media tumbuh
yang baik untuk pertumbuhan tanaman anggrek Phalaenopsis sp. Namun bila
pakis dan moss yang tumbuh di hutan ini diambil secara terus-menerus
untuk digunakan sebagai media tumbuh, dikhawatirkan keseimbangan
ekosistem akan terganggu.
Serutan kayu atau potongan kayu kurang sesuai untuk media anggrek
karena memiliki aerasi dan drainase yang baik, tetapi daya menyimpan
airnya kurang baik, serta miskin unsur N. Proses pelapukan berlangsung
lambat, karena kayu banyak mengandung senyawa-senyawa yang sulit
terdekomposisi seperti selulosa, lignin, dan hemiselulosa. Media serutan
kayu jati merupakan media tumbuh yang baik untuk pertumbuhan anggrek
Aranthera James Storie. Pecahan arang kayu tidak lekas lapuk, tidak
mudah ditumbuhi cendawan dan bakteri, tetapi sukar mengikat air dan
miskin zat hara. Namun arang cukup baik untuk media anggrek.
Penggunaan media baru (repotting) dilakukan antara lain :
• Bila ditanam dalam pot (wadah) sudah terlalu padat atau banyak tunas.
• Medium lama sudah hancur, sehingga menyebabkan medium bersifat asam, bisa menjadi sumber penyakit.
3. Penyiraman
Tanaman anggrek yang sedang aktif tumbuh, membutuhkan lebih banyak
air dibandingkan dengan yang sudah berbunga. Frekuensi dan banyaknya air
siraman yang diberikan pada tanaman anggrek bergantung pada jenis dan
besar kecil ukuran tanaman, serta keadaan lingkungan pertanaman. Sebagai
contoh adalah tanaman anggrek Vanda sp., Arachnis sp., dan Renanthera
sp., yaitu anggrek tipe monopodial yang tumbuh di bawah cahaya matahari
langsung, sehingga membutuhkan penyiraman lebih dari dua kali sehari,
terutama pada musim kemarau.
4. Pemupukan
Seperti tumbuhan lainnya, anggrek selalu membutuhkan makanan untuk
mempertahankan hidupnya. Kebutuhan tanaman anggrek akan nutrisi sama
dengan tumbuhan lainnya, hanya anggrek membutuhkan waktu yang cukup lama
untuk memperlihatkan gejala-gejala defisiensi, mengikat pertumbuhan
anggrek sangat lambat.
Dalam usaha budidaya tanaman anggrek, habitatnya tidak cukup mampu
menyediakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tanaman untuk pertumbuhan.
Untuk mengatasi hal tersebut, biasanya tanaman diberi pupuk baik organik
maupun anorganik. Pupuk yang digunakan umumnya pupuk majemuk yaitu yang
mengandung unsur makro dan mikro.
Kualitas dan kuantitas pupuk dapat mengatur keseimbangan pertumbuhan
vegetatif dan generatif tanaman. Pada fase pertumbuhan vegetatif bagi
tanaman yang masih kecil perbandingan pemberian pupuk NPK adalah
30:10:10, pada fase pertumbuhan vegetatif bagi tanaman yang berukuran
sedang perbandingan pemberian pupuk NPK adalah 10:10:10. Sedangkan pada
fase pertumbuhan generatif yaitu untuk merangsang pembungaan,
perbandingan pemberian pupuk NPK adalah 10:30:30.
Jika dilakukan pemupukan ke dalam pot maka hanya pupuk yang larut
dalam air dan kontak langsung dengan ujung akar yang akan diambil oleh
tanaman anggrek dan sisanya akan tetap berada dalam pot. Pemupukan pada
sore hari menunjukkan respon pertumbuhan yang baik pada anggrek
Dendrobium sp.
Hama dan Penyakit Tanaman Anggrek
Hama
Hama yang biasa menyerang tanaman anggrek antara lain :
Tungau Merah (Tennuipalvus orchidarum Parf.), Kumbang Gajah
(Orchidophilus aterrimus )(= Acythopeus) aterrimus Wat. Penggerek
(Omobaris calanthes Mshl.), Kumbang Penggerek Akar (Diaxenes
phalaenopsidis Fish.), Kumbang Penggerek (Oulema (= Lema) pectoralis
Baly.), Kutu Perisai Parlatoria proteus Curt. Penggerek Daun (Gonophora
xanthomela) ( = Agonita spathoglottis). Ulat Bunga (Chliaria othona).
Pemakan Daun (Negeta chlorocrota Hps). Kutu Putih (Pseudococcus sp).
Siput Setengah Telanjang (Slug) (Parmarion pupillaris), Tungau Jingga
Anggrek (Pseudoleptus vandergooti (Oud)),Thrips Anggrek (Dichromothrips
(= Eugniothrips) smithi (Zimm)), Kepik Anggrek (Mertila malayensis
Dist.), Kutu Daun Anggrek (Cerataphis oxhidiarum (West)), Kutu Tempurung
(Aspidiotus sp.), Siput Kecil (Lamellaxis (= Opeas) gracilis (Hutt.))
dan Subulina octona Brug.
Penyakit Tanaman Anggrek
Penyakit tanaman anggrek yang biasa menyerang antara lain:
Busuk Hitam (Phytopthora spp.), Antraknosa. (Colletotrichum
gloeosporioides)(Penz.) Sacc. (Stadium Sempurna : Glomerella cingulata),
Layu Sklerotium rolfsii Sacc. (Stadium Sempurna : Corticium rolfsii
Curzi),Layu Fusarium oxysporum, Bercak Daun Cercospora spp., Bercak
Coklat Ralstonia (Pseudomonas) cattleyae (Pav.) Savul, Busuk Lunak
Erwinia spp.,Rebah Bibit Pythium ultinum, Phytohpthora cactorum dan
Rhizoctonia solani., Bercak Daun Pestalotia sp. , Bercak Botryodiplodia
sp., Bercak Bunga Botrytis cenerea, Karat Uredo sp.,Virus Mosaik
Cymbidium (Cymbidium mosaic virus= CyMV).,Virus Mosaik Tembakau Strain
Orchid (Tobacco Mosaic Virus)
Pengamatan, jenis, tanaman inang, gejala serangan Hama Penyakit
selanjutnya akan dibahas pada bagian tips dan trik pengendalian hama
penyakit bunga anggrek.
Ada beberapa Cara Pengendalian Hama dan Penyakit Anggrek
1. Secara Fisik
Media tumbuh disucihamakan dengan uap air panas agar tanaman bebas
dari OPT yang dapat ditularkan melalui media tumbuh. Untuk menghindari
penularan virus, usaha sanitasi harus dilakukan meliputi sterilisasi
alat-alat potong. Setelah dicuci bersih alat-alat potong dipanaskan
dalam oven pada suhu 149 ° C selama 1 jam.
2. Secara Mekanis
Pengendalian secara mekanis dilakukan bilamana serangga hama dijumpai
dalam jumlah terbatas. Misalnya pada pagi dan sore hari kumbang gajah
dapat dijepit dengan jari tangan dan dimatikan. Demikian pula kutu
tempurung pada daun anggrek dapat didorong dengan kuku, tetapi harus
dilakukan secara hati-hati lalu dimatikan. Keong besar atau yang kecil
dengan mudah dapat ditangkap pada malam hari dan dimusnahkan. Dengan
membersihkan sampah dan gulma, maka keong tidak mempunyai kesempatan
untuk bersarang dan bersembunyi.
Pengendalian secara mekanis juga dilakukan pada bagian tanaman yang
menunjukkan gejala serangan penyakit, yaitu dengan memotong dan
memusnahkan bagian tanaman yang terserang.
3. Secara Kultur Teknis
Pemeliharaan tanaman yang baik dapat meningkatkan kesehatan tanaman,
sehingga tanaman dapat tumbuh lebih subur. Penyiraman, pemupukan dan
penambahan atau penggantian media tumbuh dapat meningkatkan pertumbuhan
tanaman. Secara tidak langsung pemeliharaan yang berkelanjutan dapat
memantau keadaan tanaman dari serangan hama penyakit secara dini.
Penyiraman dilakukan apabila diperlukan dan dilakukan pagi hari
sehingga siang harinya sudah cukup kering. Pelihara tanaman dari
serangan atau kehadiran serangga yang dapat menjadi pembawa atau
pemindah penyakit. Udara dalam pertanaman sebaiknya dijaga agar tidak
terlalu lembab, sehingga penyakit tidak mudah berkembang.
Tanaman yang baru atau diketahui menderita penyakit diisolasi selama
2-3 bulan, sampai diketahui bahwa tanaman tersebut betul-betul sehat.
Tanaman yang akan dibudidayakan sebaiknya juga berasal dari induk yang
telah diketahui bebas penyakit.
4. Secara Kimiawi
Untuk pengendalian OPT anggrek dapat dipilih jenis pestisida yang
tepat sesuai dengan organisme pengganggu tumbuhan yang akan
dikendalikan. Formulasi pestisida dapat berupa cairan (emulsi), tepung
(dust) pasta ataupun granula. Konsentrasi dan dosis penggunaan biasanya
dicantumkan pada tiap kemasan. Jenis-jenis pestisida yang dapat
digunakan untuk mengendalikan OPT pada tanaman anggrek tercantum dalam
Lampiran 1.
Sebagai pencegahan, pot atau wadah lainnya, alat-alat seperti pisau
dan gunting stek, sebaiknya setiap kali memakai alat-alat tersebut,
disucihamakan dengan formalin 2 % atau desinfektan lainnya.
5. Hayati (menggunakan hewan predator)
i. Predator kutu putih : Scymnus apiciflavus.
ii. Predator bekicot Achatina fulica : Gonaxis sp., Euglandina sp., Lamprophorus sp., dan bakteri Aeromonas liquefacicus.
iii. Parasitoid Thrips : Famili Eulophidae
iv. Parasitoid kutu daun : Aphidius sp. dan Encarsia sp.
v. Parasitoid pengorok daun Gonophora xanthomela : Achrysocharis promecothecae (Eulophidae).
vi. Pemanfaatan agens antagonis Trichoderma sp., Gliocladium sp. dan
Pseudomonas fluorescens untuk penyakit layu Fusarium sp. dan Ralstonia
(Pseudomonas ) solanacearum.
Panen dan Pasca Panen
Keistimewaan tanaman anggrek terletak pada penampilannya saat
konsumsi, sehingga usaha untuk mempertahankan mutu penampilan selama
mungkin menjadi tujuan utama penanganan pasca panen dan pasca produksi.
Untuk melaksanakan upaya tersebut perlu dipahami berbagai faktor yang
dapat mempengaruhi mutu pasca panen atau pasca produksi tanaman anggrek.
Faktor yang mempengaruhi mutu pasca panen anggrek bunga potong adalah
tingkat ketuaan bunga, suhu, pasokan air dan makanan, etilen dan
kerusakan mekanis dan penyakit. Sedangkan yang mempengaruhi anggrek pot
antara lain kultivar, stadia pertumbuhan, cahaya, medium, pemupukan,
temperatur dan lama pengangkutan.
1. Bunga Anggrek Potong
1. Umur Panenan Bunga
Selama ini bunga anggrek dipanen setelah 75%-80% bunga telah mekar
terutama pada anggrek Dendrobium sp. Adakalanya pada jenis anggrek
tertentu, seperti Cattleya sp., bunga dipanen 3 sampai 4 hari setelah
mekar, karena bunga yang dipotong prematur akan gagal untuk mekar. Saat
pemanenan perlu diperhatikan penularan penyakit virus dari satu pohon ke
pohon lain. Sebaiknya alat pemotong hendaknya disterilkan lebih dulu
sebelum digunakan lagi pada pohon berikutnya.
2. Temperatur
Bunga potong Cymbidium sp. dan Paphiopedilum sp. dapat bertahan
selama 3 minggu pada temperatur 330–350 F (10 C) dan 6 sampai 7 minggu
bila tetap di pohon. Jenis Cymbidium sp., Cattleya sp., Vanda sp.,
Paphiopedilum sp. dan Phalaenopsis sp. umumnya bisa bertahan sampai 2
minggu kalau disimpan pada suhu 5–70 C, sedangkan Dendrobium sp. potong
cukup disimpan pada temperatur 10–130 C.
3. Pasokan Air dan Hara
Bunga anggrek potong peka terhadap kekeringan. Air yang hilang setelah
bunga dipanen harus segera diimbangi dengan larutan perendam yang
mengandung air dan senyawa lain yang diperlukan. Penggunaan berbagai
senyawa kimia pengawet yang dilarutkan dalam air dianjurkan untuk
memperpanjang kesegaran bunga potong.
4. Etilen dan Kerusakan Mekanis
Usahakan untuk menjauhkan bunga anggrek potong dari sumber/tempat
kebocoran gas, asap, pemeraman buah dan kumpulan bunga yang sudah rusak
dan layu. Ruangan untuk penanganan pasca panen (sortasi/grading dan
pengemasan) hendaknya berventilasi baik. Kepekaan terhadap gas etilen
dapat dikurangi dengan pemberian suhu dingin, baik setelah panen maupun
setelah pengiriman. Bunga potong harus segera dikeluarkan dari wadah
pengemasnya dan diletakkan pada ruangan dingin yang bersuhu cocok untuk
bunga anggrek.
5. Penyakit
Bunga anggrek potong peka terhadap penyakit, tidak saja karena berpetal
agak rapuh, tetapi juga terdapatnya cairan madu yang bergizi yang sangat
baik untuk pertumbuhan patogen. Kerusakan akibat penyakit ini dapat
dihindari dengan managemen kebersihan yang baik di rumah kaca maupun di
kebun, pengendalian temperatur, dan minimalisasi terjadinya kondensasi
pada bunga potong.
2. Tanaman Anggrek Pot Berbunga Indah
1. Kultivar
Berbagai karakter morfologi, seperti warna bunga, jumlah kuntum bunga
dan waktu berbunga telah digunakan untuk mengevaluasi kultivar baru
industri bunga. Kriteria tersebut merupakan faktor-faktor penting dalam
menciptakan kultivar baru. Pada masa yang akan datang kriteria toleransi
terhadap kondisi pengangkutan, tingkat cahaya interior yang rendah,
etilen dan pendinginan perlu pula dimasukkan ke dalam penilaian.
2. Stadia Pertumbuhan
Stadia pertumbuhan (umur) tanaman pot anggrek berbunga indah pada saat
dipasarkan merupakan faktor utama yang mempengaruhi penampilan tanaman
tersebut di dalam ruangan. Perlu diperhatikan bahwa stadia yang tepat
untuk pemasaran tergantung dari waktu yang diperlukan untuk memperoleh
tanaman. Umumnya tanaman dengan banyak bunga mekar lebih sulit dalam
pengangkutan, lebih peka terhadap etilen dan lebih mudah rusak dari pada
tanaman yang diangkut dalam stadia yang bunganya masih kuncup atau
persentase bunga yang mekar masih rendah.
3.Temperatur
Temperatur perlu diturunkan selama siklus 2–3 minggu terakhir untuk
memperkuat warna bunga dan meningkatkan kandungan karbohidrat tanaman,
sehingga dapat mengakibatkan ketahanan simpan. Semua tanaman pot
berbunga indah akan lebih tahan pada temperatur yang lebih rendah dan
kisarannya sangat tergantung pada jenis tanaman. Selanjutnya tanaman
berbunga yang ditempatkan pada temperatur 270 C atau lebih tinggi,
umumnya mempunyai warna bunga lebih pudar, batang/tangkai lebih tinggi,
daun cepat menguning dan rontok.
4. Media
Media berstruktur remah yang mudah dibasahi kembali oleh konsumen atau
penata ruang sangat penting untuk menghasilkan penampilan optimum dari
tanaman berbunga indah di dalam ruangan. Sejumlah gel polimer dapat
digunakan untuk mempertahankan kelembaban media dan mencegah tanaman
dalam ruangan menjadi kering. Irigasi dengan menggunakan wetting agent
pada saat pemasaran berguna untuk memudahkan pembasahan kembali media.
5. Pemupukan
Nisbah N : K yang dianjurkan 1 : 1 sampai 3 minggu sebelum pembungaan,
diubah menjadi 0,5 : 1. Nisbah ini mencegah masalah keracunan amonia dan
meningkatkan masa simpan.
6. Kepekaan Terhadap Etilen
Tanaman pot anggrek berbunga indah peka terhadap etilen. Gejala yang
ditimbulkan adalah kerontokan daun, kuncup dan bunga, dan kelayuan
bunga, epinasti, peningkatan kerentaan terhadap mikroba dan aborsi bunga
/ kuncup. Salah satu cara efektif untuk mengurangi kepekaan terhadap
etilen, yaitu dengan menurunkan temperatur selama pengangkutan. Cara
lain yang digunakan secara komersial adalah dengan penyemprotan daun
menggunakan senyawa antagonis terhadap etilen, sehingga dapat menekan
produksi etilen dalam bunga, serta mengurangi pengaruh buruk etilen.
7. Pengairan
Kurangnya penyiraman tanaman yang berbunga indah serta membiarkannya
layu akan menurunkan umur peragaan. Sebaliknya kelebihan air akan
menyebabkan rusaknya akar, sehingga tanaman cepat rusak. Sebaiknya
tanaman diairi tiap hari atau tiap dua hari sekali, tergantung pada
tingkat cahaya, temperatur dan kelembaban, juga ukuran dan media tumbuh.
Pengairan dilakukan terhadap media tanpa membasahi bunga dan daun.
8. Cahaya
Cahaya optimum yang diperlukan oleh tiap tanaman harus dipertahankan
untuk menghasilkan tanaman yang mempunyai masa penampilan yang lebih
baik, jumlah bunga maksimum, pembentukan daun yang sempurna, warna bunga
indah, dan tinggi tanaman yang memadai. Umumnya tanaman pot berbunga
indah akan membentuk bunga dalam jumlah maksimum dengan warna yang indah
pada kondisi ruang bercahaya tinggi, meskipun cahaya matahari langsung
dihindari.
Sumber : http://www.deptan.go.id/ditlinhorti/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar